The Jakmania Tanggapi Isu Tunggakan Gaji & Anjloknya Performa Persija
The Jakmania menanggapi isu penunggakan gaji dan anjloknya penampilan Persija Jakarta akhir-akhir ini. Dua hal itu menjadi masalah klub ibu kota.
Kabar terhambatnya upah muncul dari 'keluhan' para pemain Persija di media sosial. Seiring dengan hal itu, performa Persija pun anjlok hingga harus terlempar dari persaingan di papan atas.
Persija sempat menempel Persib Bandung yang nangkring dan akhirnya kini dipastikan menjadi juara Liga 1 2024/25. Namun kini Persija merosot ke peringkat ke-6 dengan raihan 50 poin atau berselisih 15 angka dengan Persib di puncak klasemen.
"Memang masalah finansial yang terjadi ini kan sebenarnya ya bukan tahun ini. Bukan artinya kami melakukan pembenaran, tapi bahwa masalah ini terjadi karena satu alasan tertentu, Persija tidak bisa main di JIS, sudah berapa banyak pertandingan kandang yang tidak main di Jakarta?" kata Ketum The Jakmania Diky Budi Ramadhan kepada wartawan.
"Dan kami pun The Jak merasakan bagaimana capeknya kalau kita main kandang tapi rasa tandang, kita keluar-keluar segala macam dan tanpa penonton. Tapi ya terlepas dari itu bahwa ini masalah fundamental yang harus diperbaiki oleh Persija," ujarnya menambahkan.
Diky punya saran agar Persija tidak terlalu jor-joran dalam mengiming-imingi gaji ke pemain. Diduga Persija kesulitan melunasi upah pemain karena nilainya yang terlalu tinggi.
Dalam beberapa musim terakhir, harga pemain memang mengalami kenaikan tinggi. The Jakmania berharap Persija tidak lagi terjebak dengan situasi ini dengan menjanjikan upah sesuai kemampuan klub saja.
"Sebenarnya cara paling mudah memperbaiki menurut kami kan adalah Persija sadar diri saja bahwa Persija itu berapa sih untuk bayar pemain atau menggaji pemain, cocokkan dengan kualitas-kualitas pemain


