Investigasi detikX: 48 Tembakan Gas Air Mata Saat Tragedi Kanjuruhan
Jumlah tembakan gas air mata, yang menjadi pemicu terjadinya Tragedi Kanjuruhan, masih menjadi perdebatan. detikX melakukan investigasi terkait peristiwa itu.
Tragedi Kanjuruhan pecah usai Arema FC vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10/2022). Pihak kepolisian menembakan gas air mata karena menilai situasi tak terkendali.
Pada prosesnya, ada sebanyak 132 korban jiwa dari Tragedi Kanjuruhan. Suporter Arema FC yang berdesakan keluar stadion untuk menyelamatkan diri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
detikX berhasil melakukan wawancara dengan salah seorang sumber di Malang, yang merupakan salah seorang korban jiwa Tragedi Kanjuruhan.
Perekam video itu Rinto -bukan nama sebenarnya. Rinto merupakan salah satu penonton yang ada di tribune dekat pintu 13 saat Tragedi Kanjuruhan. "Perekam video juga jadi korban meninggal. Tapi dia sempat kirim video ke temannya pakai Share It. Jadi metadatanya aman. Kami juga nggak tahu gimana caranya," tutur sumber detikX yang tidak ingin disebut nama dan institusinya, saat ditemui di Malang pada Kamis, 6 Oktober lalu.
"Investigasi detikX menemukan total 48 tembakan dengan lebih dari 66 peluru gas air mata yang dilepaskan polisi di Stadion Kanjuruhan. Satu peluru diduga paling beracun diarahkan ke tribun 13. Ini diduga menjadi pemicu banyaknya korban jiwa di pintu 13, yang sebetulnya tidak pernah ditutup," sebut detikX.
"Video dari Rinto menjadi petunjuk awal bagi tim investigasi detikX untuk mendalami apa yang sebetulnya terjadi di Stadion Kanjuruhan dan pintu 13 pada 1 Oktober malam itu. Tiga video yang direkam Rinto dikomparasikan dengan 11 video dari Radio Chakra Bhuwana (RCBFM), 3 video YouTube, dan 3 video dari media sosial.
Sekitar