Players.bio is a large online platform sharing the best live coverage of your favourite sports: Football, Golf, Rugby, Cricket, F1, Boxing, NFL, NBA, plus the latest sports news, transfers & scores. Exclusive interviews, fresh photos and videos, breaking news. Stay tuned to know everything you wish about your favorite stars 24/7. Check our daily updates and make sure you don't miss anything about celebrities' lives.

Contacts

  • players.bio

Tragedi Kanjuruhan: Pelatih Arema Hancur Lihat Anak-anak Tak Bisa Napas

Tim Arema FC menyaksikan dengan mata kepala sendiri korban-korban berjatuhan di tragedi Kanjuruhan. Termasuk melihat sejumlah anak-anak yang tak bisa bernapas.

Tragedi terjadi di Stadion Kanjuruhan selepas Arema FC kalah 2-3 dari Persebaya Surabaya, Sabtu (1/10/2022) lalu. Kejadian diawali masuknya sejumlah suporter Arema ke lapangan usai peluit panjang.

Pihak keamanan berniat memukul mundur mereka, salah satunya dengan menembakkan gas air mata. Keputusan menggunakan gas air mata ini yang kemudian memicu bencana, para penonton yang bertahan di tribune panik dan berebut keluar stadion untuk menghindari perihnya gas.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Sementara itu akses keluar stadion terbatas dan sempit, memicu tumpukan suporter. Alhasil banyak dari mereka jatuh terinjak-injak dan kehabisan napas.

Sejauh ini setidaknya 125 jiwa menjadi korban. Hal lain yang bikin pihak keamanan disorot adalah penggunaan kekuatan yang berlebihan untuk mengusir penonton, termasuk memukul dan menendang.

Tim Arema FC menjadi saksi langsung Tragedi Kanjuruhan itu. Pelatih Arema Javier Roca menceritakan bagaimana ia mulai menyadari ada sesuatu selepas jumpa pers, saat mata dan tenggorokannya terasa perih.

Ia baru menyadari itu dipicu gas air mata dan ia melihat hal yang amat buruk saat kembali ke ruang ganti. Di sana sejumlah pemain mencoba membantu para suporter, tapi beberapa tak bisa diselamatkan termasuk anak-anak.

"Ketika saya kembali ke ruang ganti, situasinya sudah kacau. Banyak yang enggak bisa napas, kesulitan bernapas," ujarnya dikutip NYTimes.

"Para pemain hancur. Mereka menyaksikan kematian pertama di ruang ganti. Lalu kematian kedua, ketiga, keempat. Beberapa korban masih anak-anak yang enggak bisa napas," imbuhnya.

Skuad

Read more on sport.detik.com
DMCA