Persatuan Terapis Olahraga Indonesia (PTOI) memberikan pelatihan untuk para anggotanya. Ini demi menyamakan standarisasi terapis olahraga di Tanah Air.
Pelatihan itu bernama National Sports Therapist Course (NSTC) Beginner Level Batch 4 yang digelar di Hotel 101 Pemuda, Jakarta, 27-29 November.
Acara yang dibuka Dewan Penasihat PTOI Pusat, Harun Pardede, ini berjalan berkat dukungan Arsa Foundation sebagai pihak ketiga yang menangani pelaksanaan teknis serta dokumentasi acara
Ketua Umum PTOI Pusat, Chairul Umam, menjelaskan bahwa profesi terapis olahraga kini menjadi bagian penting dalam pembinaan prestasi atlet, sehingga diperlukan standarisasi kompetensi yang jelas.
Menurutnya, terapi olahraga tidak dapat disamakan dengan pijat tradisional karena memiliki dasar keilmuan yang kuat, mulai dari anatomi, faal, biomekanika, hingga teknik penanganan cedera berbasis olahraga.
Selama tiga hari pelaksanaan, peserta NSTC Batch 4 mendapatkan pembekalan langsung dari para narasumber berpengalaman di bidang terapi dan kedokteran olahraga. Pada hari pertama, materi disampaikan oleh Dr. Herman Chaniago, M.Pd, mengenai Peran Tenaga Keolahragaan, disusul pemaparan Chairul Umam, M.Pd tentang Kode Etik Terapis Olahraga.
Peserta juga mendapatkan materi Latihan dan Recovery dari Dr. Rina Ambar Dewanti, M.Pd, Stretching dari Dr. Evi Susianti, M.Pd, serta Teori dan Praktik Penanganan Cedera Olahraga oleh dr. Andika Raspati, Sp.KO. Kelas hari pertama ditutup dengan praktik Basic Segment Massage bersama Tomy Fondi, M.Pd.
Pada hari kedua, peserta memulai agenda dengan materi Anatomi dan Fisiologi yang dipandu dr. Sophia Hage, Sp.KO, dilanjutkan Sport Massage oleh Titi Setyabudi Harini, S.Pd. Peserta juga mempelajari Cold & Hot Treatment / CWI
Read more on sport.detik.com