Medali Emas SEA Games 1979 Tak Bikin Hidup Suharto Bahagia
Perjalanan Suharto (48), mantan atlet sepeda yang membawa harum nama Bangsa Indonesia tidak mudah. Usai pensiun menjadi atlet, ia harus menjadi tukang becak untuk mencukupi kebutuhan hidup.
Setelah mendapatkan medali emas SEA Games Malaysia 1979 untuk nomor Team Time Trial jarak 100 kilometer, ia memilih pensiun menjadi atlet. Hidup Suharto tak lantas nyaman. Dia harus menjalani hidup terkatung-katung selama 40 tahun untuk keberlangsungan hidup keluarganya.
Saat ditemui detikJatim, pria 70 tahun ini menunjukkan tempat tinggalnya di sebuah gubuk berukuran 1,5X3 meter yang terletak di belakang gudang barang bekas di Jalan Veteran 13 A no 15, Kebomas, Gresik. Gudang tersebut milik keponakannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dari pantauan di lokasi, terdapat beberapa barang bekas dan sampah yang mengeluarkan bau. Kandang ayam dan burung menambah pengapnya bau di sekitar gubuk tersebut.
Belum lagi saat malam tiba, beberapa serangga akan mampir untuk mengisi kekosongan gubuk tersebut. Terlebih, gubuk tersebut tepat bersebelahan dengan makam umum.
Meski kondisi gubuk jauh dari kata tempat layak huni, Suharto mengaku lebih nyaman tinggal gubuk tersebut dari pada harus tinggal di kota asalnya Surabaya. Selama hampir lebih 40 tahun tinggal di Surabaya, ia tak pernah mendapat bantuan maupun perhatian dari pemerintah.
"Mending saya di sini, tinggal di gubuk tua, tapi di Gresik. Puluhan tahun saya tinggal di Surabaya, jangankan bantuan, didatangi lurah saja nggak pernah," kata Suharto kepada detikJatim, Rabu (19/10/2022).
Semenjak istrinya meninggal, Suharto sempat tinggal sebatang kara di kamar kos. Lantaran menunggak selama 2 tahun, ia pun kebinggungan mencari tempat tinggal.
"Saya itu bingung, anak saya tiga, yang