Mantan Pemain dan Persib: Waktunya Industri Sepakbola Berbenah
Mantan pesepakbola Vennard Hutabarat menyebut tragedi Kanjuruhan menjadi momentum untuk industri sepakbola berbenah. Terutama soal Standar Operating Procedure (SOP) harus lebih diperjelas.
Seperti diketahui, tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 131 orang salah satunya terjadi akibat aparat keamanan menggunakan gas air mata dalam mengatasi kericuhan suporter di stadion usai Arema FC vs Persebaya Surabaya. Padahal jelas-jelas hal itu dilarang oleh FIFA dan tertuang FIFA Stadium Safety and Security Regulations.
"Faktor utamanya ada pada prosedur pengamanan, tidak hanya di pertandingan itu (Arema FC vs Persebaya), tapi mungkin kemarin itu sudah akumulasi dari beberapa pertandingan lainnya, termasuk di kompetisi Liga 2. Artinya apa, jangankan kompetisi Liga 1, Liga 2 pun sama, semua SOP-nya itu tidak jelas," kata pemain yang karib disapa Veve itu dalam keterangan tertulis yang diterima detikSport, Sabtu (8/10/2022).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
"Jadi kalau dari sisi pemain, agar merasakan kenyamanan saat bermain sepak bola, tentunya SOP dari segi pengamanan itu lah yang harus lebih diutamakan," lanjut eks pemain Persija Jakarta dan PSM Makassar tersebut.
Tak hanya itu, pria kelahiran 2 Mei 1974 itu juga menyoroti sistem tiket yang diterapkan saat laga tersebut, termasuk di berbagai pertandingan sepakbola lainnya di Indonesia.
Menurut Vennard, terlepas dari kejadian tragedi Kanjuruhan, para Panitia Pelaksana (Panpel) pertandingan atau klub bisa mulai menerapkan sistem online ticketing.
Menurutnya, hal itu juga bisa menjadi bagian dari evaluasi, mengingat sistem tiket yang diterapkan bisa berpengaruh bagi tim maupun penonton.
Tak hanya Vennard, Persib juga mengungkapkan pendapat senada. Melalui Direktur PT Persib