Kekalahan di Hong Kong dan China Open 2024 menjadi tamparan keras bagi Gregoria Mariska Tunjung selepas Olimpiade Paris 2024.
Gregoria membawa tekad tinggi selepas pulang dengan membawa keping medali perunggu bekat posisi ketiga bulutangkis tunggal putri pada ajang multievent paling bergengsi sejagat raya pada 5 Agustus lalu.
Apalagi, saat itu dia berhasil mengalahkan lawan-lawan yang sebelumnya sulit dikalahkan pada fase gugur Olimpiade. Sebut saja, Kim Ga Eun (Korea Selatan), dalam dua pertemuan terakhir selalu berjalan tiga gim.
Kemudian melawan Ratchanok Intanon (Thailand). Sebelumnya Gregoria baru sekali menang dalam sembilan pertemuan.
Juga An Se Young (Korea Selatan), yang dihadapi di semifinal Olimpiade, Gregoria mampu mengambil satu gim kemenangan meski akhirnya kalah 21-11, 13-21, 16-21.
Namun, dalam dua turnamen yang diikuti setelah Olimpiade, Gregoria gagal memperlihatkan performa terbaik. Alih-alih merebut gelar, ia justru sudah tersingkir di babak kedua Hong Kong Open lalu di babak pertama China Open 2024.
"Kekalahan ini menjadi tamparan buat saya, di dua turnamen pertama setelah Olimpiade hasilnya tidak sesuai yang saya inginkan. Bukan hanya dari segi hasil tapi juga performa," kata Gregoria dalam kutipan cepatnya melalui PBSI, Rabu (18/9/2024).
Gregoria memang menyayangkan hasil yang jauh dari harapannya. Padahal, ia pernah mengutarakan keinginannya meraih juara di turnamen di tahun ini.
"Tahun ini saya belum pernah dapat gelar sama sekali. Paling bagus itu final di Swiss Open 2024 dan Uber Cup, tapi itu tak bisa dihitung karena tim. Jadi ingin mencari gelar sih di tahun ini," kata Gregoria saat ditanya target selanjutnya usai Olimpiade di Pelatnas PBSI.
"Saya ingin banget mengejar gelar karena memang
Read more on sport.detik.com
sport.detik.com
