Ini Alasan PBSI Kirim 'Skuad Mini' ke Kumamoto Masters Japan 2025
PP PBSI memberikan penjelasan terkait pengiriman pemain yang jumlahnya relatif minim di Kumamoto Masters Japan 2025. Penyesuaian waktu pembuatan visa salah satunya.
Indonesia dihadapkan pada dua turnamen dengan waktu yang berdekatan, yaitu Hylo Open dan Kumamoto Masters Japan. Hal itu pun memaksa PBSI untuk menetapkan pemain-pemain yang akan diturunkan pada kedua ajang tersebut.
Di Jepang, Indonesia mengirimkan lima wakil yaitu Alwi Farhan, Mohamad Zaki Ubaidillah, Gregoria Mariska Tunjung, Ni Kadek Dhinda A. Pratiwi, dan Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti.
Jumlah ini jauh lebih sedikit ketimbang di Hylo Open, yakni sembilan wakil. Termasuk Fajar Alfian/Muhammad Shohibul Fikri, yang batal didaftarkan main di Kumamoto Masters Japan karena kendala visa.
"Tadinya kami juga mendaftarkan Fajar/Fikri ke Kumamoto Masters tetapi karena terkendala proses pembuatan visa Jepang yang memakan waktu lama. Maka untuk program pemberangkatan pemain kami sesuaikan dengan membagi ke dalam dua turnamen yaitu Hylo Open dan Kumamoto Masters,"ujar Kabid Binpres PBSI Eng Hian dalam keterangannya, Selasa (11/11/2025).
Sementara Kabid Hubungan Luar Negeri PBSI Bambang Roedyanto menjelaskan, saat ini peraturan yang diterapkan untuk para pemain yang akan mengikuti atau menghadiri sebuah turnamen di Jepang harus menggunakan visa khusus yaitu visa entertainer. Proses pembuatannya berkisar 2-6 minggu. Hal ini juga berlaku untuk pelatih, fisioterapis, dan dokter.
"Awalnya kita harus mendapatkan Certificate of Eligibility (COE) dari pemerintah Jepang yang akan memakan waktu 2-3 minggu. Setelah mendapat approval COE barulah kita bisa mengajukan visa entertainer yang setidaknya membutuhkan waktu 2 minggu lagi untuk visa entertainer tersebut


