Imbas Tragedi Kanjuruhan, Tony Sucipto Sempat Tak Mau Main Bola Lagi
Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan setidaknya 131 orang menjadi memori paling kelam bagi sepak bola Indonesia. Para pemain Liga 1 pun turut merasakan pilunya peristiwa tersebut.
Bek Persija Jakarta Tony Sucipto dan gelandang Persib Bandung Dedi Kusnandar menceritakan kisah mereka seusai mendengar kabar soal tragedi Kanjuruhan. Antusiasme bermain sepakbola langsung hilang seketika.
Tony yang hadir dalam acara doa bersama bertajuk 'Dari Kami Untuk Malang' di GOR Saparua, Kota Bandung, Sabtu (8/10/2022) malam, mengaku sedih begitu mendengar ratusan nyawa melayang dalam tragedi tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
"Dengan kejadian kemarin (Kanjuruhan), yang kami rasakan sebagai pemain mungkin, jangankan (pemain) Persebaya yang main lawan Arema, kami saat latihan pun setelah kejadian itu rasanya tidak ingin main bola lagi," kata Tony, dikutip dari detikJabar.
"Sampai ke situ kami berpikir, kenapa main bola sampai ada kejadian seperti itu?" imbuhnya.
Tony mengungkapkan, sepak bola sejatinya adalah sesuatu yang dilakukan dengan tujuan menghibur dan mendatangkan bahagia. Pertandingan sepak bola menurutnya tidak sebanding dengan harga satu nyawa pun yang hilang. "Main bola untuk menghibur suporter saat ke stadion," singkatnya.
Pada kesempatan yang sama, Dedi Kusnandar mengungkapkan, ia langsung menghubungi para pemain Arema begitu mengetahui kejadian mematikan itu. Dedi bercerita, para pemain Arema baru bisa keluar dari stadion pukul 04.00 WIB dan menyaksikan langsung suporter yang tewas di ruang ganti.
"Saya sebagai pemain sangat merasakan, apalagi setelah kejadian itu saya langsung menghubungi pemain Arema dan sangat sedih mendengar cerita mereka," ungkapnya.
"Mereka (pemain Arema) pulang jam 4 subuh, melihat