Players.bio is a large online platform sharing the best live coverage of your favourite sports: Football, Golf, Rugby, Cricket, F1, Boxing, NFL, NBA, plus the latest sports news, transfers & scores. Exclusive interviews, fresh photos and videos, breaking news. Stay tuned to know everything you wish about your favorite stars 24/7. Check our daily updates and make sure you don't miss anything about celebrities' lives.

Contacts

  • Owner: SNOWLAND s.r.o.
  • Registration certificate 06691200
  • 16200, Na okraji 381/41, Veleslavín, 162 00 Praha 6
  • Czech Republic

Deschamps pun Kritik Piala Dunia 2030

Satu lagi pelatih tim nasional mengkritik rencana FIFA menggelar Piala Dunia 2030 di dua benua. Kini giliran pelatih Timnas Prancis Didier Deschamps.

Spanyol, Portugal, dan Maroko sudah ditunjuk sebagai tuan rumah utama perhelatan Piala Dunia 2030. Namun, ada tiga pertandingan awal yang berlangsung di Uruguay, Argentina, dan Paraguay.

Piala Dunia 2030 juga jadi peringatan 100 tahun ajang ini. Turnamen paling bergengsi sepakbola dunia ini pertama kali digelar pada 1930 di Uruguay.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski demikian, rencana FIFA ini sudah ditentang oleh beberapa negara yang menyeruakan lewat pelatih tim nasionalnya. Sebelumnya Gareth Southgate menyebut format lintas benua ini tidak masuk akal.

Hal senada juga diutarakan oleh Deschamps selaku pelatih Timnas Prancis. Menurut pria yang menjuarai Piala Dunia 1998 sebagai pemain dan Piala Dunia 2018 sebagai pelatih, ide menggelar turnamen di dua benua sudah melanggar etika dan nilai olahraga yang ada.

Sebab akan ada beberapa tim yang diuntungkan dan dirugikan, sehingga mencederai sportivitas.

"Terlepas ini adalah tren baru, menggelar turnamen di beberapa negara, ada aspek berbeda ketika tiga pertandingan digelar di Amerika Selatan," ujar Deschamps seperti dikutip ESPN.

"Saya tidak tahu negara mana saja yang akan terlihat, itu artinya negara-negara Amerika Latin akan punya keuntungan dan negara-negara lain harus berpindah-pindah."

"Saya tidak tahu siapa yang memutuskan itu, tapi jujur saya suka ketika semua tim setara, baik dari sisi olahraga maupun etika. Saya rasa hal tersebut tidak ada."

Read more on sport.detik.com