Cerita Pilu Tragedi Kanjuruhan, Petani Kehilangan Istri dan Dua Putri
Begitu memilukan garis hidup yang sedang dijalani Andi Hariyanto (36). Niat ingin berlibur sambil menonton Arema FC melawan Persebaya akhir pekan lalu justru berujung duka karena kehilangan anggota keluarga dalam Tragedi Kanjuruhan.
Saat berangkat ke Kanjuruhan, Sabtu (1/10) pekan lalu, Andi membawa sang istri, Gebi Asta Putri Purwoko (34), dua orang putri, serta putranya yang baru berumur 2 tahun. Sepupunya juga ikut untuk menonton Arema, tim kesayangan mereka.
Namun Tragedi Kanjuruhan yang terjadi usai laga menjadi malapetaka buat keluarga Andi. Meski tak turun ke lapangan, ia dan keluarga tetap menjadi korban karena tembakan gas air mata aparat keamanan ke arah tribune tempat duduknya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sambil menggendong putranya, Andi berupaya menerobos kekacauan itu dan mendapat pertolongan medis. Namun ia terpisah dari keluarganya yang lain. Saat asap sudah hilang, barulah ia bergerak mencari keberadaan istri dan anak-anaknya.
"Saya terus mencari di antara mayat-mayat yang bergelimpangan, kemudian saya menemukan dua putri saya, Natasya dan Naila. Saya sempat kesulitan mencari ibu mereka," ujar Andi saat ditemui Reuters.
Natasya (16) dan Naila (13), yang merupakan anak angkat Andi, ditemukan tewas di lokasi. Sedangkan Gebi meninggal di rumah sakit setelah menderita cedera berat. Hanya Andi dan putranya yang selamat dari maut.
"Mereka (polisi) harusnya tidak menembak gas air mata ke tribune karena semua kekacauan terjadi di lapangan," jelas Andi, yang berprofesi sebagai petani itu.
"Saya tak akan pernah mau menonton sepakbola lagi. Sekarang saya fokus memikirkan putra saya, tak ada waktu untuk yang lain. Sekarang yang penting mencari makan untuk besok," tegas Andi.
Keluarga Andi menjadi