Boaz Solossa: Tidak Ada Sepakbola Seharga Nyawa Manusia
Tragedi Kanjuruhan memantik rasa duka mendalam bagi banyak orang, termasuk pesepakbola Boaz Solossa. Ia sedih karena tidak ada sepakbola seharga nyawa manusia.
Tak ada yang menyangka laga yang menyajikan Arema FC melawan Persebaya Surabaya di Liga 1 2022/2023 di Stadion Kanjuruhan, Malang, bakal berakhir dengan sebuah peristiwa memilukan.
Sebanyak 125 orang meregang nyawa dalam bentrok antara suporter dengan aparat keamanan yang pecah setelah Arema menelan kekalahan dari Persebaya Surabaya dengan skor 2-3. Sebagian besar korban jiwa akibat desak-desakan di pintu stadion karena gas air mata yang ditembakkan ke lapangan dan tribune-tribune stadion.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kejadian ini pun tak hanya menjadi duka bagi para keluarga korban, tapi juga masyarakat Indonesia. Bahkan, tragedi sepakbola ini juga turut menjadi sorotan dunia.
Atas tragedi ini pun banyak yang saling menyalahkan dan lempar kritik. Boaz Solossa, pesepakbola PSS Sleman, meminta seluruh pihak untuk berhenti saling menyalahkan, dan fokus berdoa untuk keluarga para korban.
Hal itu disampaikan eks pesepakbola Timnas Indonesia dan Persipura Jayapura itu dalam akun Instagram miliknya.
Dalam unggahannya Boaz menulis: "Setop dulu mengkritik dan menyalahkan. Berdoa untuk keluarga yang kehilangan dan pemulihan yang masih dirawat. Pekalah sejenak. Kemanusiaan di atas ego pribadi. Ini duka kita semua. Tidak ada sepakbola seharga nyawa manusia."
Pemerintah sendiri dalam menyelesaikan tragedi Kanjuruhan segera membentuk Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) yang dipimpin langsung oleh Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan RI Mahfud MD.
Nantinya, TGIPF akan memiliki anggota terdiri dari perwakilan kementerian, orgnisasi