Arsenal Harus Belajar Melepas Rem Tangan
Hasil imbang di lawan Manchester City mengungkap satu kebiasaan Arsenal. Mereka baru lebih berani saat tertinggal.
Arsenal berimbang 1-1 dengan Manchester City dalam laga di Emirates Stadium, Minggu (21/9/2025) malam WIB, pada lanjutan Liga Inggris. The Gunners yang main dominan tertinggal dulu akibat gol Erling Haaland pada menit kesembilan.
Masuknya Bukayo Saka dan Ebereci Eze untuk menggantikan Noni Madueke dan Mikel Merino di awal babak kedua meningkatkan intensitas serangan Arsenal. Mikel Arteta lantas memasukkan Gabriel Martinelli dan Ethan Nwaneri untuk Jurrien Timber dan Leandro Trossard untuk menjaga tekanan.
Memang mereka mesti menunggu menit ke-92 untuk dapat gol, tapi pergantian-pergantian itu berdampak positif. Hanya saja keputusan Arteta dirasa terlalu terlambat, bahkan seharusnya sejak awal pendekatannya bisa lebih berani.
Di babak pertama, Arsenal relatif kurang terobosan dalam menyerang di tengah absennya playmaker Martin Odegaard. Tiga gelandang yang diturunkan yakni Mikel Merino, Martin Zubimendi, dan Declan Rice justru meninggalkan pesan kehati-hatian dari Arteta, dengan dugaan intensi untuk menahan kreasi Manchester City.
Pada prosesnya, di tengah kehati-hatian Arsenal pada babak pertama itu Man City memukul lewat transisi.
"Kita mesti melihat lagi laga ini dan meninjau sembari berpikir: haruskah memulai dengan Eze dari awal? Haruskah memulai dengan Martinelli di kiri? Saya paham kenapa Saka tak jadi starter, kita semua paham, tapi starternya seharusnya bisa lebih ofensif lagi dan kenyataannya tidak," kata komentator Sky Sports Gary Neville.
"Dan sekali lagi, seperti di Anfield, pergantian untuk lebih menyerangnya baru terjadi ketika mereka tertinggal satu gol, dan itu tidak benar. Di Arsenal, Anda


