Empat suporter Atletico Madrid ditangkap polisi lokal karena menjadi aktor intelektual kampanye kebencian terhadap penyerang Real Madrid Vinicius Junior jelang duel kedua tim akhir September lalu.
Diberitakan The Athletic, kampanye tersebut dilakukan via media sosial. Isinya mengajak para fan Atletico agar datang ke Civitas Metropolitano, lokasi pertandingan tersebut, dengan menggunakan topeng atau semacamnya.
Tujuannya agar wajah mereka tak tersorot jelas oleh kamera saat sedang mengejek pemain lain, dalam hal ini ujaran rasis terhadap Vinicius.
"Kami terus berjuang demi mengakhiri kebencian dan rasisme dalam sepak bola. LaLiga mengecam kampanye kebencian terhadap Vinicius Junior. Hal ini takkan luput dari hukuman dan akan ada konsekuensinya," bunyi pernyataan LaLiga, Kamis (24/10/2024).
Derby Madrid itu sendiri juga diwarnai banyak drama. Di dalam lapangan, gol Angel Correa di injury time memaksa pertandingan berakhir 1-1. Marcos Llorente juga diusir wasit jelang laga usai karena tekel keras terhadap Fran Garcia.
Di tribune, para suporter Atletico melempar berbagai objek ke dalam lapangan, memaksa pertandingan disetop sekitar 20 menit. Mereka kemudian dihukum menutup sebagian tribune untuk tiga laga kandang dan didenda 45 ribu Euro atau lebih dari 750 juta Rupiah.
Ujaran rasis masih menjadi problem serius di sepak bola Spanyol. Vinicius sudah beberapa kali menjadi target. Sebelum kasus ini, sudah ada empat orang yang dipenjara karena mengejek bintang asal Brasil itu.
Marcos Llorente
Atletico Madrid
Fran García
Vinícius Júnior