Tragedi Kanjuruhan, Dinkes Malang Tak Dimintai Paramedis dan Ambulans
Tragedi Kanjuruhan kadung terjadi dan menelan ratusan korban jiwa. Ada laporan tak ada permintaan paramedis dan ambulans ke dinas kesehatan setempat.
Tragedi Kanjuruhan terjadi usai laga Arema FC vs Persebaya Surabaya, Sabtu (1/10/2022). Selepas laga tuntas, ratusan suporter Arema turun ke stadion untuk memprotes kekalahan 2-3 timnya, yang ditanggapi kekerasan oleh petugas.
Polisi dan tentara memukul mundur ratusan suporter, sampai akhirnya gas air mata dikeluarkan. Gas air mata itu yang kemudian memaksa suporter berebut keluar pintu stadion, sampai banyak yang terinjak-injak dan kehabisan napas di dalam stadion. Menurut data kepolisian, sebanyak 125 orang tewas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Laga Arema vs Persebaya sendiri bisa dibilang El Clasico di Indonesia. Rivalitas kedua tim membuat laga berjalan panas, dan menyedot animo banyak penonton.
Menurut laporan Channel News Asia, rupanya tak ada persiapan medis sebelum laga digelar. Hal itu diungkap langsung Kepala Dinas Kesehatan Malang, Wiyanto Wijoyo.
"Biasanya seperti itu, berdasarkan permintaan polisi atau panitia penyelenggara kompetisi," katanya.
"Tetapi permintaan yang kami terima dari Polres Malang adalah agar vaksin (COVID-19) hadir (selama pertandingan)," kata Wijoyo kepada CNA.
Ambulans sendiri, menurut Wiyanto, akhirnya dikirim usai pertandingan. Itu pun karena mengetahui ada banyak korban akibat Tragedi Kanjuruhan.
"Ambulans membantu evakuasi. Mereka tiba sebelum tengah malam," ungkapnya.