Players.bio is a large online platform sharing the best live coverage of your favourite sports: Football, Golf, Rugby, Cricket, F1, Boxing, NFL, NBA, plus the latest sports news, transfers & scores. Exclusive interviews, fresh photos and videos, breaking news. Stay tuned to know everything you wish about your favorite stars 24/7. Check our daily updates and make sure you don't miss anything about celebrities' lives.

Contacts

  • Owner: SNOWLAND s.r.o.
  • Registration certificate 06691200
  • 16200, Na okraji 381/41, Veleslavín, 162 00 Praha 6
  • Czech Republic

Setop Dikotomi Naturalisasi dan Local Pride, Semuanya Merah-Putih!

Fans Timnas Indonesia diminta untuk tidak membeda-bedakan pemain naturalisasi dan lokal di skuad Garuda. Semua penggawa tampil demi Merah-Putih!

Dikotomi pemain naturalisasi dan lokal pride menggema di Timnas Indonesia sejak program pewarganegaraan pesepakbola keturunan Indonesia gencar dilakukan PSSI belakangan ini. Tak kurang dari 11 pemain keturunan dipanggil Shin Tae-yong ke tim nasional.

Beberapa nama pemain naturalisasi Indonesia di antaranya Marc Klok, Jordi Amat, Sandy Walsh, Justin Hubner, Rafael Struick, Jay Idzes, Thom Haye, Ragnar Oratmangoen, dan Nathan Tjoe-A-On.

Gencarnya PSSI menaturalisasi pemain keturunan tak luput dari pro dan kontra. Tidak sedikit yang menyebut naturalisasi menyingkirkan bakat-bakat lokal atau local pride yang ada di tim nasional.

Marc Klok pun angkat bicara soal polemik naturalisasi di Timnas Indonesia. Salah satu pemain yang mendapat program pewarganegaraan di era Shin Tae-yong ini meminta dikotomi naturalisasi dan local pride dihentikan karena bertolak belakang dari semangat persatuan.

"Masalahnya adalah ketika tim bermain bagus, orang-orang akan mengatakan itu karena pemain asing dan bagaimana kami telah mengubah sepakbola Indonesia, dan ketika kami kalah mereka akan menyalahkan kami dan meminta kami untuk pulang ke negara asal kami," kata Klok kepada FIFA.

[Gambas:Twitter]

"Itu semua tidak adil bagi kami atau pemain lokal, karena ini juga merupakan serangan terhadap mereka. Jadi kami semua berkumpul pada tahun 2023, sepakat bahwa kami harus mengubah narasinya," dia menambahkan.

"Kami membuat postingan di media sosial untuk menjelaskan bahwa tidak masalah di mana Anda dilahirkan, yang penting adalah kami semua berjuang untuk lambang yang sama, dengan hasrat yang sama dan

Read more on sport.detik.com