Rangnick Ungkap Penyesalan Terbesarnya di MU
Era Ralf Rangnick sebagai manajer interim Manchester United segera selesai. Rangnick mengungkapkan penyesalan terbesarnya selama melatih Setan Merah.
Rangnick akan terakhir kalinya berada di dug out MU ketika menyambangi Crystal Palace di Selhurst Park, Minggu (22/5/2022). Setelahnya pelatih kawakan Jerman itu akan berperan sebagai konsultan klub, sekaligus menangani timnas Austria. Sedangkan kursi manajer MU akan diduduki oleh Erik ten Hag.
Rangnick akan pergi dengan membawa rekor sebagai manajer terburuk MU dalam sejarah Premier League. The Red Devils juga dipastikan akan menyudahi 2021/2022 dengan jumlah poin paling rendah, sekalipun bisa mengalahkan Palace.
Pelatih berusia 63 tahun itu mengatakan, Manchester United jeblok setelah didepak Atletico Madrid di babak 16 besar Liga Champions. Rangnick menyesal karena gagal membangun semangat tim yang lebih baik di antara pemain.
"Sejak Atletico, kami tidak mendapatkan bentuk dan performa kami lagi," ucap Rangnick dikutip Metro. "Itu pasti ada hubungannya dengan kepercayaan diri juga mentality, dan semangat tim. Ini adalah kekecewaan terbesar saya karena kami tidak dapat membangun semangat tim itu.
"Saya masih percaya bahwa ada pemain-pemain memiliki performa terbaik dan layak serta mampu bermain untuk klub ini. Mudah-mudahan mereka masih ada di sini di musim depan. Kalau kami mendatangkan pemain-pemain dengan mentalitas yang tepat, pemain-pemain berkualitas, saya yakin kami bisa mengembalikan klub ini ke jalurnya dan ke tempat terbaik."
"Mungkin tidak akan terjadi dalam satu jendela transfer, tapi saya sangat percaya bahwa itu bisa terjadi di dua atau tiga jendela transfer," lugas Rangnick tentang Manchester United.