Players.bio is a large online platform sharing the best live coverage of your favourite sports: Football, Golf, Rugby, Cricket, F1, Boxing, NFL, NBA, plus the latest sports news, transfers & scores. Exclusive interviews, fresh photos and videos, breaking news. Stay tuned to know everything you wish about your favorite stars 24/7. Check our daily updates and make sure you don't miss anything about celebrities' lives.

Contacts

  • Owner: SNOWLAND s.r.o.
  • Registration certificate 06691200
  • 16200, Na okraji 381/41, Veleslavín, 162 00 Praha 6
  • Czech Republic

Protes VAR Berujung Lemparan Camilan Bikin Laga Dihentikan

Sebuah laga sepakbola harus dihentikan di tengah jalan. Sebelumnya ada aksi protes suporter, termasuk lemparan camilan ke dalam lapangan, akibat VAR.

Seperti diberitakan ESPN, laga yang terusik oleh aksi protes suporter itu terjadi di Norwegia. Ada laga Rosenborg BK vs Lillestrom yang terpaksa dihentikan wasit pada akhir pekan.

Disebutkan lebih lanjut, suporter rupanya melakukan aksi protes itu sebagai bentuk ketidakpuasan terhadap kinerja Video Assistant Referee (VAR).

Aksi protes tersebut diluapkan suporter bahkan sedari kick-off. Selama dua menit, mereka melemparkan fish cakes (sejenis camilan dari ikan khas Norwegia) ke dalam lapangan.

Akibat tindakan itu, wasit Rohit Saggi sempat menyetop pertandingan dan meminta para pemain kedua kesebelasan untuk masuk lagi ke ruang ganti.

Saat si pengadil lapangan merasa situasi sudah lebih kondusif, pertandingan lanjut lagi. Tapi aksi protes suporter kemudian malah bertambah besar.

Kali ini suporter juga melemparkan bola tenis dan bom asap ke dalam lapangan. Situasi tersebut memaksa wasit membatalkan pertandingan setelah sekitar 30 menit, dengan skor masih 0-0.

Sebelum laga tersebut terkendala, ESPN dan Sky Sports menyebut bahwa VAR memang sudah mengundang sorotan negatif di Eliteserien -- kompetisi teratas di Norwegia.

Di antara sorotan negatif terhadap VAR itu adalah karena para suporter di Norwegia merasa, "waktu yang dihabiskan oleh wasit dalam membuat keputusan dengan sistem tersebut menjadi terlalu lama dan merusak pertandingan."

Read more on sport.detik.com