Persaingan Ganda Putri RI Kian Merata, Ribka/Lanny Tak Mau Kalah

Persaingan ganda putri di Pelatnas PBSI, Cipayung, kini kian merata. Lanny Tria Mayasari/Ribka Sugiarto bertekad tak mau kalah.

Tak seperti tahun-tahun sebelumnya ganda putri Indonesia memiliki gap antara pasangan atas dengan pelapis di bawahnya. Dari mulai era Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari, lalu Greysia/Apriyani Rahayu, dan Apri/Siti Fadia Silva Ramadhanti. Prestasi mereka biasanya terpaut jauh dengan juniornya.

Tahun ini, ganda putri di bawah kepemimpinan Eng Hian terbukti cukup kompetitif. Tak hanya saling mengalahkan di turnamen bulutangkis internasional, mereka bahkan gantian menjadi juara. Terutama di tur Eropa.

Sebut saja ganda putri Indonesia Meilysa Trias Puspitasari/Rachel Allesya Rose yang menjadi juara di Orleans Masters 2024.

Kemudian pekan berikutnya menyusul Lanny Tria Mayasari/Ribka Sugiarto menjadi juara di Swiss Open. Dan pencapaian itu diperoleh salah satu dengan mengalahkan Apri/Fadia di semifinal Swiss Open.

Lanny/Ribka memenangkan duel perang saudara secara dramatis dengan skor 13-21, 21-10, 23-21.

Bahkan di penutup tur Eropa, meski tak menjadi juara tapi ganda putri Indonesia turut menjadi penyumbang medali bagi Merah Putih di Spain Masters 2024.

Febriana Dwipuji Kusuma/Amallia Cahaya Pratiwi menjadi runner up di turnamen level 300 tersebut. Mereka cuma kalah dari unggulan pertama dari Jepang, Rin Iwanaga/Kie Nakanishi, 21-12, 8-21, 16-21.

Lanny/Ribka menyadari adanya perubahan besar itu dan membuat mereka semakin tak ingin kalah satu sama lain.

"Mungkin sekarang sama rata semua ya jadi kita latihan juga enggak mau kalah, apalagi dari segi prestasi, kalau yang ini juara pasti kita juga ingin membuktikan," kata Ribka kepada pewarta saat ditemui di Pelatnas PBSI, Cipayung.

"Jadi ganda putri