Players.bio is a large online platform sharing the best live coverage of your favourite sports: Football, Golf, Rugby, Cricket, F1, Boxing, NFL, NBA, plus the latest sports news, transfers & scores. Exclusive interviews, fresh photos and videos, breaking news. Stay tuned to know everything you wish about your favorite stars 24/7. Check our daily updates and make sure you don't miss anything about celebrities' lives.

Contacts

  • Owner: SNOWLAND s.r.o.
  • Registration certificate 06691200
  • 16200, Na okraji 381/41, Veleslavín, 162 00 Praha 6
  • Czech Republic

Penyesalan Royston Drenthe Tergila-gila Wanita dan Pesta

Ingat nama Royston Drenthe? Eks pemain Real Madrid ini dulu disebut-sebut sebagai wonderkid. Sayangnya, kecanduannya pada kehidupan malam hancurkan kariernya.

Pecinta sepakbola era tahun 2000-an pasti tahu nama Royston Drenthe. Dulu, pemain asal Belanda ini disebut-sebut sebagai wonderkid.

Drenthe bermain sebagai penyerang sayap kiri. Tahun 2006, Real Madrid memboyongnya dari Feyenoord seharga 14 juta Euro yang merupakan harga cukup besar di kala itu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Royston Drenthe bermain di era awal Cristiano Ronaldo dan Karim Benzema pada saat keduanya juga baru berseragam Real Madrid. Jangan lupa, dia juga pernah setim dengan pemain-pemain top seperti Kaka, Raul Gonzalez, Guti, Wesley Sneijder, dan Sergio Ramos.

Dua musim di Madrid, Drenthe kebanyakan jadi pemain pengganti. Namun kecepatan larinya, cukup merepotkan barisan belakang lawan.

Sayangnya, kariernya di Madrid tidak bertahan lama. Drenthe cuma bertahan tiga tahun, lalu dipinjamkan ke Hercules dan ke Everton.

Tahun 2012, kontrak sang pemain habis. Setahun Drenthe menganggur, barulah bermain lagi di klub Rusia, Spartak Vladikavkaz.

Dilansir dari AS, Royston Drenthe pernah terpilih jadi pemain terbaik Euro U-21 di tahun 2007 dan memenangi titel tersebut. Dua kali dirinya raih Copa Del Rey dan sekali juara Laliga.

Drenthe pun juga jauh dari langganan cedera. Maka, satu hal yang membuat kariernya terpuruk adalah karena gaya hidupnya.

"Saya masih muda ketika pindah ke Real Madrid (usia 20 tahun-red). Saya berada di puncak karier dengan bergaung ke tim terbaik dunia dan saya tidak akan pernah ketika pertama kali masuk ke ruang gantinya untuk bertemu pemain-pemain hebat," jelasnya.

"Namun saya juga manusia biasa. Gaya hidup saya tidaklah

Read more on sport.detik.com