Menanti Sosok Baru Ketua KONI DKI Jakarta
Sosok Ketua KONI DKI Jakarta periode 2022-2026 diharapkan datang dari wajah baru. Hal itu demi bisa memberikan perubahan positif bagi olahraga di Jakarta.
Kontingen DKI Jakarta gagal meraih target juara umum pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua 2021. Iman Satria menginginkan adanya figur baru yang muncul pada Musyawarah Olahraga Provinsi (Musorprov) KONI DKI Jakarta dengan agenda pemilihan Ketua KONI DKI Jakarta periode 2022-2026.
"Komisi E DPRD DKI Jakarta kecewa dengan kepemimpinan KONI DKI Jakarta saat ini. Makanya, kita berharap di Musroprov KONI DKI Jakarta yang akan datang lahir pemimpin baru yang dapat membesarkan KONI DKI, bukan yang ikut besar di KONI seperti selama ini. Sangat sulit dimengerti jika pengurus yang lama masih mencalonkan diri," kata Iman Satria dalam keterangan pers.
Selain menginginkan figur baru, Iman Satria meminta pertanggungjawaban dari pengurus KONI DKI Jakarta dan mendorong audit investigasi dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) atas penggunaan dana hibah kepada KONI DKI Jakarta untuk Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua 2021 yang sangat besar.
"Pengurus KONI DKI Jakarta yang sekarang mesti dapat mempertanggungjawabkan penggunaan dana PON XX Papua 2022. Dan, Komisi E DPRD juga akan mendorong audit investigasi BPK atas penggunaan anggaran yang sangat besar tersebut," tegasnya.
Kontingen KONI DKI Jakarta yang dipimpin Wakil Ketua I KONI DKI Jakarta, Hidayat Humaid dan Ketua KONI DKI Jakarta, Djamhuron P Wibowo hanya menduduki posisi sebagai runner up pada PON yang digelar di Bumi Cenderawasih tersebut.
KONI DKI Jakarta menggunakan anggaran tertinggi dibanding dua pesaing lainnya, yakni mencapai Rp 410 miliar. Jawa Barat sebagai juara umum mendapat dana Rp 256 miliar. Jawa Timur yang