Legacy yang Ingin Ditinggalkan Erick Thohir di Sepakbola Indonesia
Seorang pemimpin akan terus terkenang jika punya legacy yang besar dan berjasa buat kelompoknya. Ketum PSSI Erick Thohir berharap bisa meninggalkan kesan itu.
Sudah sekitar tujuh bulan Erick Thohir memimpin PSSI sejak terpilih dalam Kongres Luar Biasa (KLB) yang berlangsung pada pertengahan Februari lalu. Banyak tantangan yang dihadapinya dalam membenahi sepakbola Indonesia.
Tapi dalam waktu yang relatif singkat pula ada beberapa inovasi yang relatif baru dan belum ada di era sebelumnya. Gerak cepat ala 'sat set sat set-nya' sudah ditunjukkan Erick Thohir dalam masa awal kepemimpinannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mulai dari membentuk Komite Ad Hoc suporter untuk mewujudkan transformasi sepakbola, langsung bekerja sama dengan Polri dengan membentuk Satgas Pengawasan Pengaturan Skor, Satgas Pengawasan Keuangan yang bekerja sama dengan firma keuangan terkemuka dunia, hingga turun langsung menjadi Ketua Komite Wasit langsung untuk mengawasi praktek-praktek kotor yang biasa terjadi di sepakbola dalam negeri.
Membersihkan akar masalah klasik sepakbola Indonesia memang menjadi perhatian utama pria yang juga Menteri BUMN itu. Menurutnya sepakbola yang berprestasi harus dibangun dari ekosistem yang sehat.
"Ya sepakbola kita yang bersih dan prestasi sejak awal. Tidak mudah, tapi itu yang harus dorong. Kenapa tidak mungkin industri sepakbola kita besar, bagus, dan punya ukuran tolak ukur yang jelas kalau sepakbolanya tidak bersih," kata Erick Thohir dalam wawancara dengan detikSport, saat ditanya legacy apa yang ingin ditinggalkannya di sepakbola Indonesia.
"Sama, pemilihan pemain timnas dengan KKN ya tidak akan mempunyai timnas yang baik. Liga dipenuhi aturan permainan skor, ya, karena itu saya sebagai