Kata Erick Thohir soal Kubu-kubuan Local Pride Vs Pemain Keturunan
Di media sosial, suporter sepakbola Indonesia terbagi dua kubu; local pride dan pendukung pemain diaspora/naturalisasi. Apa kata Erick Thohir?
Dua kubu ini muncul seiring dengan terus bertambahnya pemain keturunan yang memperkuat Timnas Indonesia di berbagai kelompok usia. Paling baru ada Rafael Struijk dan Ivar Jenner, menjadi pemain teranyar yang dinaturalisasi PSSI dan selesai urusan administrasinya sekitar Mei - Juni lalu.
Tak berhenti sampai di situ, PSSI juga tengah memproses urusan administrasi bek tinggi asal Belanda Jay Idzes. Pihak yang tak puas dengan kondisi ini cenderung tak menyukai Shin Tae-yong, pelatih Timnas Indonesia asal Korea Selatan, yang juga dianggap bertanggung jawab atas fenomena ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak hanya di kalangan suporter, bahkan istilah 'local pride' bisa dibilang pertama kali 'dipopulerkan' oleh Markus Horison. Pelatih kiper Timnas U-16 meneriakkan istilah tersebut setelah Timnas Indonesia U-16 juara Piala AFF U-16 2022.
"Campione! Local pride! Local pride, tapi ori!"," teriak Markus Horison yang terekam kamera televisi
Pernyataan Markus Horison itu seolah meluapkan ketidakpuasan terhadap kondisi yang terjadi. Kubu suporter yang sejalan dengan sikap itu makin melanggengkan istilah 'local pride' sehingga kini tercipta dua kubu suporter.
Sementara suporter yang tak mempermasalahkan pemain diaspora/naturalisasi menilai bahwa semua orang yang memiliki darah Indonesia berhak untuk memperkuat Garuda. Kebetulan PSSI dan tim Pelatih Timnas Indonesia memang hanya mau menaturalisasi pemain yang punya darah keturunan Indonesia, bukan ujug-ujug orang asing diberi Paspor Indonesia.
Ketum PSSI, Erick Thohir yang ditanyai perihal ini mencoba meredakan suasana. Ia