Guardiola: Saya Bukannya Bebas Pemecatan
Manajer Manchester City Pep Guardiola menanggapi fenomena pemecatan di Premier League musim ini. Guardiola menampik anggapan bahwa dirinya kebal dari pemecatan.
Sebanyak 12 manajer telah dipecat pada musim ini. Di antaranya ada nama-nama populer seperti Thomas Tuchel (Chelsea), Brendan Rodgers (Leicester City), Frank Lampard (Everton), Steven Gerrard (Aston Villa), dan Antonio Conte (Tottenham Hotspur). Sedangkan Graham Potter menjadi manajer terakhir yang kehilangan pekerjaannya setelah diberhentikan Chelsea pada pekan lalu.
Guardiola menilai tekanan, kepemilikan, dan investasi menjadi faktor berpengaruh dalam menentukan nasib manajer di Premier League. "Hasil memang penting tapi jika rencananya berhasil," kata Guardiola.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
"Di negara ini, ketika saya masih muda, mereka selalu punya tradisi mempertahankan manajernya. Sekarang, dengan pemilik yang berbeda dan banyaknya tekanan, dan investasi yang besar... di satu sisi, saya paham sih," lanjut dia.
"Siapapun punya tekanan besar. Manajer, direksi. Orang-orang percaya dengan mengubah banyak hal karena mereka percaya mereka bisa lebih baik. Terkadang itu berhasil, terkadang tidak. Semua manajer tahu itu. Jika itu tidak berhasil, anda selalu mengambil sebuah risiko."
Tidak bisa dipungkiri Pep Guardiola menjadi salah satu dari segelintir manajer yang tidak pernah dipecat di sepakbola modern. Guardiola meninggalkan Barcelona setelah empat tahun yang sukses, kemudian menghabiskan masa kontraknya selama tiga tahun di Bayern Munich sebelum membesut Man City.
Kendati demikian, Guardiola tidak merasa benar-benar aman dari ancaman pemecatan. Namun, faktanya manajer Spanyol itu tak pernah menghadapinya karena mempersembahkan kesuksesan secara