Golden Goal: Aturan 'Gol Kematian' yang Pernah Mengubah Nasib Dunia Sepakbola
Pernahkah detikers membayangkan sebuah pertandingan sepakbola berakhir seketika hanya karena satu gol di babak tambahan? Itulah yang disebut dengan Golden Goal atau Gol Emas.
Aturan yang sempat populer di era 90-an hingga awal 2000-an ini sering disebut sebagai "gol kematian" karena memberikan efek drama yang luar biasa. Namun, meski penuh drama, aturan ini akhirnya dihapus selamanya oleh FIFA.
Kenapa aturan ini diberlakukan dan apa alasan di balik penghapusannya? Simak ulasan detikSport berikut ini!
Secara sederhana, Golden Goal atau Gol Emas adalah aturan di mana tim yang mencetak gol lebih dulu pada babak tambahan waktu (extra time) langsung dinyatakan sebagai pemenang. Pertandingan pun dihentikan seketika tanpa harus menghabiskan sisa waktu babak tambahan.
FIFA pertama kali memperkenalkan istilah ini pada tahun 1993 di ajang Piala Dunia Pemuda Australia, sebelum akhirnya dibawa ke level senior.
Sepanjang sejarahnya, Golden Goal melahirkan momen-momen yang tak terlupakan bagi pencinta bola:
Untuk mengakalinya, IFAB (Dewan Asosiasi Sepak Bola Internasional) sempat mencoba Silver Goal pada 2003. Bedanya, jika gol tercipta di babak pertama extra time, pertandingan tetap dilanjutkan hingga babak tersebut berakhir. Jika skor masih unggul, tim tersebut menang tanpa lanjut ke babak kedua extra time.
Namun, aturan ini dianggap sama membingungkannya. Akhirnya, setelah Euro 2004, FIFA resmi menghapus kedua aturan tersebut dan kembali ke format klasik: extra time penuh 2x15 menit. Jika tetap imbang, dilanjutkan ke adu penalti.
Nah, itulah sejarah singkat mengenai Golden Goal. Menurut detikers, apakah aturan "gol kematian" ini perlu dihidupkan lagi untuk menambah keseruan, atau format sekarang sudah paling pas?


