Berhentinya Keajaiban Liverpool

Liverpool terkenal sebagai tim yang jago comeback dengan penuh keajaiban. Namun di hadapan Real Madrid, keajaiban itu berhenti.

Liverpool angkat koper dari Liga Champions. The Reds dibungkam Real Madrid di babak 16 besar dengan agregat telak, 2-6.

Di leg kedua babak 16 besar Liga Champions pada Kamis (16/3), Liverpool sejatinya cukup percaya diri. Apalagi, The Reds dikenal sebagai raja comeback.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Barcelona pernah jadi korbannya pada tahun 2019. Barca menang 3-0 di leg pertama, dibalas Liverpool menang 4-0 di leg kedua.

Paling fenomenal adalah ketika Liverpool juarai Liga Champions tahun 2015. Tertinggal 0-3 di babak pertama oleh Milan, lalu disamakan 3-3 di babak kedua, dan akhirnya menangi adu penalti.

Apa daya, malam tadi keajaiban comeback itu berhenti. Tidak ada kejutan dari Liverpool.

Real Madrid begitu perkasa. Meski sudah menangi leg pertama 5-1, Los Blancos belum puas menggebuk sang lawan dengan menang 1-0.

Manajer Liverpool, Juergen Klopp tidak tertarik soal keajaiban. Baginya, keajaiban akan datang ketika suatu tim bermain bagus, rapi, dan efisien. The Reds gagal melakukannya.

"Malam ini bukan soal pertunjukan keajaiban. Jika Anda ingin memiliki keajaiban, Anda harus bermain lebih baik. Malam ini, Real Madrid yang lebih pantas lolos," ujarnya dilansir dari situs resmi UEFA.

"Kami datang ke sini dengan 'ransel' selisih tiga gol. Kami butuh penampilan spesial dan kami tidak menunjukannya malam ini," tutupnya.