Banyaknya Kasus Rasisme di Spanyol, Masihkah FIFA 'Diam'?
Terbaru, Vinicius pemain Real Madrid jadi korban serangan rasial. Itu sudah bukan hal baru di Spanyol, apa FIFA nggak mau beri hukuman tegas?
Vinicius Junior jadi korban serangan rasial saat Real Madrid bertamu ke Valencia, Minggu (21/5). Chant monyet menggema di Stadion Mestalla.
"Seisi stadion meneriakinya 'monyet, monyet, monyet'. Saya sangat sedih. Saya tak pernah melihat hal semacam itu," ujar pengakuan pelatih Real Madrid, Carlo Ancelotti.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Pihak Federasi Sepakbola Spanyol (RFEF) turun tangan. Valencia didenda sebesar 45 ribu (Rp 722 juta) dan tribun Mario Kempes selatan di Stadion Mestalla juga ditutup selama lima pertandingan.
Hukuman penutupan tribun dilakukan kali pertama di musim ini (meski Vinicius Junior sudah setidaknya 10 kali mendapat serangan rasial). Tentu, Valencia akan kehilangan pemasukan karena tidak bisa menjual tiket di bagian tribun tersebut.
Pihak kepolisian juga menangkan tujuh orang yang jadi pelaku serangan rasial ke Vinicius. Real Madrid dan pemerintahan Brasil (negara asal Vinicius) malah akan membawa perkara tersebut ke pengadilan!
Sky Sports menganalisis soal kasus rasisme di sepakbola Spanyol. Rasanya, bukan sekali dua kali tiga kali hal itu terjadi. Sudah berkali-kali selama bertahun-tahun!
Lihatlah satu dekade terakhir. Samuel Eto'o ketika berseragam Barcelona pernah diserang rasial dengan suara monyet beberapa kali sejak tahun 2004. Setahun kemudian, Carlos Kameni kipernya Espanyol dilempar pisang yang mana juga pernah terjadi pada Dani Alves (beknya Barcelona).
Satu pertanyaan yang belum terjawab, apa tindakan yang benar-benar tegas dari FIFA?
FIFA sudah punya panduan protokol jika ada aksi rasisme di lapangan. Pertama, pertandingan bisa