Arsenal Akhiri Kerjasama dengan Sponsor Bermasalah

Arsenal akhirnya menuruti protes fansnya terkait sponsor bermasalah dari Pemerintah Rwanda. The Gunners tak lagi didukung 'Visit Rwanda' musim depan.

Visit Rwanda yang merupakan kampanye Kementerian Pariwisata Rwanda adalah sponsor lengan pertama Arsenal. Mereka sudah bekerja sama sejak 2018 dengan nilai 10 juta paun per tahunnya.

Namun, kerjasama jangka panjng dengan Visit Rwanda ini menuai kecaman dari kelompok suporter serta pimpinan Partai Politik di Inggris dalam beberapa tahun terakhir. Ini terkait kekejaman Pemerintah Rwanda.

Rwanda memang bermasalah dengan HAM sejak dipimpin diktator Paul Kagame pada tahun 2000. Kerjasama ini dianggap untuk menutup-nutupi dosa Pemerintah Rwanda alias sportwashing.

Belum lagi muncul tudingan bahwa Rwanda terlibat dalam situasi geopolitik yang memanas di Afrika Tengah. Pemerintah Republik Demokratik Kongo menuduh Rwanda mendukung kelompok pemberontak M23 sebagai dalang konflik yang memakan ribuan korban jiwa.

Tekanan kepada Arsenal makin memuncak setelah Visit Rwanda meneken kerja sama dengan Atletico Madrid April lalu. Fans Arsenal bahkan menyindir manajemen klub dengan slogan 'Visit Tottenham'.

Arsenal Supporters Trust (AST) juga menyampaikan protes resmi, meminta klub mengutamakan reputasi daripada pendapatan komersial. Alhasil manajemen akhirnya berubah pikiran setelah mengadakan pertemuan dengan AST.

Arsenal memutuskan tidak akan melanjutkan kerja sama yang akan berakhir musim panas 2026. Arsenal menyebut kolaborasi delapan tahun itu telah melampaui target awal, termasuk promosi pariwisata dan konservasi Rwanda, serta mendukung pengembangan sepakbola di Afrika.

"Kemitraan ini telah menjadi perjalanan penting bagi kami. Visit Rwanda memainkan peran besar dalam mendukung ambisi