'Pemain Muda Tak Cuma Butuh Skill, tapi Juga Pendidikan'
Para pesepakbola muda di era modern tidak hanya harus dibekali skill mumpuni. Tapi, mereka juga butuh pendidikann agar bisa berpikir cerdas saat bermain.
Players.bio is a large online platform sharing the best live coverage of your favourite sports: Football, Golf, Rugby, Cricket, F1, Boxing, NFL, NBA, plus the latest sports news, transfers & scores. Exclusive interviews, fresh photos and videos, breaking news. Stay tuned to know everything you wish about your favorite stars 24/7. Check our daily updates and make sure you don't miss anything about celebrities' lives.

Para pesepakbola muda di era modern tidak hanya harus dibekali skill mumpuni. Tapi, mereka juga butuh pendidikann agar bisa berpikir cerdas saat bermain.
Lima legenda sepakbola dunia lagi berada di Jakarta. Meski sebentar, kehadiran mereka diharapkan bisa memberi pelajaran berharga untuk para pemain muda.
PSSI mendatangkan Roberto Carlos, Marco Materazzi, Juan Sebastian Veron, Eric Abidal, dan Giorgos Karagounis. Mereka memberi motivasi ke pemain muda Indonesia.
Ketum PSSI, Erick Thohir mengumumkan kedatangan empat legenda sepakbola dunia akan datang ke Indonesia untuk beri coaching clinic. Dari Roberto Carlos sampai Materazzi!
Setelah 18 tahun, AC Milan akan kembali bertemu Inter Milan di fase gugur Liga Champions, tepatnya di semifinal. Ingatan tentang sebuah momen ikonik pun kembali hadir, yakni saat Marco Materazzi menyandarkan sikunya di bahu Rui Costa.
As Inter saw out a 5-3 aggregate win over Benfica to set up a mouth-watering Milan Derby Champions League semi-final, social media was flooded with one of Italian football’s most iconic images. Marco Materazzi stands leaning on the shoulder of Manuel Rui Costa. One player dressed in the black and blue of Inter, the other in the red and black of AC Milan.
Erick Thohir mendapat ucapan selamat dari legenda sepakbola dunia usai menjadi Ketua Umum PSSI. Roberto Carlos dan John Terry ikut menaruh harapan.
As a group of people huddled around a television set in the corner of a Turkish restaurant one late night in July, 1998, a young Ilkay Gundogan observed intently.