Players.bio is a large online platform sharing the best live coverage of your favourite sports: Football, Golf, Rugby, Cricket, F1, Boxing, NFL, NBA, plus the latest sports news, transfers & scores. Exclusive interviews, fresh photos and videos, breaking news. Stay tuned to know everything you wish about your favorite stars 24/7. Check our daily updates and make sure you don't miss anything about celebrities' lives.

Contacts

  • Owner: SNOWLAND s.r.o.
  • Registration certificate 06691200
  • 16200, Na okraji 381/41, Veleslavín, 162 00 Praha 6
  • Czech Republic

Skandal Juventus dan Reformasi Olahraga di Italia

Juventus dililit beberapa skandal di Liga Italia. Menteri Ekonomo dan Keuangan Italia Giancarlo Giorgetti menyerukan adanya reformasi olahraga.

Juventus menghadapi beberapa tuduhan skandal musim ini. Dari mulai manipulasi keuangan hingga masalah gaji pemain saat pandemi melanda.

Imbasnya, Juventus masih terancam hukuman denda dan pengurangan poin di Serie A. UEFA bahkan ikut memantaunya, yang menyebabkan Bianconeri terancam dicoret dari Liga Champions musim depan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Beberapa waktu lalu, Juventus kemudian dinyatakan lolos dari pengurangan poin usai mengajukan banding. Hal itu yang menjadi sorotan Giorgetti. Ia menilai, harus ada perubahan di olahraga Italia, khususnya soal sistem peradilannya.

"Dalam istilah ekonomi murni, jika Juventus membuat perhitungan yang salah, mengapa saya harus mengambil poin dari mereka? Jika saya beralasan seperti Agenzia delle Entrate atau Guardia di Finanza, saya akan menyita stadion mereka karena mereka adalah satu-satunya tim yang membangun stadion mereka sendiri, saya akan membuat kerugian ekonomi bagi mereka. Seluruh sistem harus dipikirkan kembali sedikit, jika tidak maka akan menjadi berantakan," katanya, dilansir Football-Italia.

"Kami telah memulai perspektif reformasi tentang keadilan olahraga. Kami percaya sistem olahraga dapat mengatur dirinya sendiri, tetapi ini rumit. Jelas bahwa sistem yang dibuat pada tahun 1960-an tidak dapat lagi berfungsi."

"Selalu ada netralitas, tetapi tidak mungkin hakim olahraga dipilih bersama dengan mereka yang menang di federasi. Presidennya kemudian menunjuk diri sendiri sebagai hakim federal."

"Saya berbicara sebagai perwakilan negara. Kami memiliki Dewan Negara, pengacara negara bagian, anggota dewan

Read more on sport.detik.com