Pencak Silat Didorong Jadi Anggota AIMS, demi Kans Tampil di Olimpiade
Indonesia terus melakukan penguatan diplomasi untuk membuka jalan cabor pencak silat dipertandingkan di Olimpiade. Termasuk mendorong cabor bela diri itu menjadi anggota Alliance of Independent Recognized Members of Sport (AIMS).
Dorongan tersebut diwujudkan melalui penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara NOC Indonesia dan AIMS dalam Sidang Umum (General Assembly) AIMS yang berlangsung di Lausanne, Swiss, pada akhir Oktober lalu.
AIMS merupakan salah satu dari lima organisasi payung olahraga dunia yang diakui secara resmi oleh IOC, bersama dengan GAISF (Global Association of International Sports Federations), ARISF (Association of IOC Recognised International Sports Federations), ASOIF (Association of Summer Olympic International Federations), dan AIOWF (Association of International Olympic Winter Sports Federations).
Berbeda dengan federasi olahraga Olimpiade, AIMS menaungi cabang olahraga non-Olimpik yang sedang dalam proses menuju pengakuan IOC. Tujuan utama AIMS adalah membantu anggotanya memperkuat tata kelola, memperluas jangkauan global, dan memfasilitasi komunikasi dengan IOC agar olahraga tersebut dapat memperoleh pengakuan resmi.
Beberapa cabang olahraga yang sebelumnya bernaung di AIMS, seperti muaythai, cheerleading, dan lacrosse, kini telah mendapat pengakuan IOC. Dengan bergabungnya pencak silat ke dalam AIMS, Indonesia berharap warisan budayanya ini dapat mengikuti jejak yang sama.
"Diplomasi olahraga bukan sekadar tentang prestasi di lapangan, tapi juga tentang bagaimana Indonesia bisa menjadi bagian aktif dalam membangun ekosistem olahraga dunia. Pencak silat adalah simbol budaya kita, dan sudah saatnya ia dikenal serta diakui di panggung Olimpiade," kata Ketua Umum KOI Raja Sapta Oktohari dalam


