Meski Kesulitan Finansial, Barcelona Takkan Jadi Seperti Ajax
Problem finansial yang menimpa Barcelona berpotensi mengubah model bisnis mereka menjadi produsen pemain di masa depan. Namun Presiden LaLiga Javier Tebas menilai Blaugrana takkan mengambil langkah seekstrem itu.
Meski memiliki LaMasia, namun lulusan akademi klub sempat kesulitan menembus tim utama akibat kebijakan yang suka memboyong sederet pemain bintang. Seiring lengsernya Josep Maria Bartomeu akibat miskalkulasi keuangan yang parah, situasi sedikit berubah.
Barcelona yang kemudian dipimpin kembali oleh Joan Laporta terpaksa kembali melihat stok akademi akibat terbatasnya dana transfer. Meski tak banyak, namun muncul sejumlah nama yang bersiar seperti Gavi, Lamine Yamal, Fermin Lopez, hingga Alejandro Balde.
Dalam Financial Times Summit yang digelar 28-29 Februari di London, ada presentasi yang menyatakan bahwa kondisi saat ini akan membuat Barcelona menjadi 'Ajax Amsterdam 2.0', mengacu pada model bisnis tim asal Belanda tersebut.
Ajax dikenal sebagai akademi yang kerap mengorbitkan para pemain potensial, namun sulit bertahan lama di sana dan akhirnya dijual ke klub-klub besar lain yang berani membayar mahal, terutama Premier League. Dan hal itu sudah berlangsung puluhan tahun.
Namun Tebas menepisnya. "Hal itu takkan terjadi. Barcelona akan keluar dari situasi saat ini. Mereka punya opsi untuk dipertimbangkan, ketika para pemimpin mereka memutuskan demikian, jika mereka percaya mereka akan menyediakan solusi," ujarnya.
"Mereka punya 2-3 pemain top yang bisa dijual. Jika dijual, maka sebagian besar masalah teratasi. Dengan pendapatan itu, mereka bisa menghasilkan uang untuk melunasi utang dan menggaji pemain."
"Barcelona adalah tim yang menghasilkan hampir satu miliar Euro. Mereka tak akan menjadi seperti itu (Ajax),