Players.bio is a large online platform sharing the best live coverage of your favourite sports: Football, Golf, Rugby, Cricket, F1, Boxing, NFL, NBA, plus the latest sports news, transfers & scores. Exclusive interviews, fresh photos and videos, breaking news. Stay tuned to know everything you wish about your favorite stars 24/7. Check our daily updates and make sure you don't miss anything about celebrities' lives.

Contacts

  • Owner: SNOWLAND s.r.o.
  • Registration certificate 06691200
  • 16200, Na okraji 381/41, Veleslavín, 162 00 Praha 6
  • Czech Republic

Legenda Bayern: Pelopor European Super League Klub-klub Problematik

Ide European Super League kembali mencuat setelah sempat mati sesaat. Legenda Bayern Munich Karl-Heinz Rummenigge tak kaget melihat pelopor kompetisi ini.

Seperti diketahui, European Super League kembali dengan menawarkan format baru setelah kemunculannya dikecam pada 2021 lalu. Kali ini mereka hadir dengan penawaran bahwa akan ada 60-80 klub yang berpartisipasi dalam beberapa divisi.

Belum diungkap format resminya, namun nantinya pembagian divisi akan berdasarkan sporting merit alias penilaian olahraga dan tiap klub akan tampil minimal 14 kali. Mereka akan tetap bertanding di liga domestik masing-masing.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Ide European Super League sempat mati karena mendapatkan penolakan keras dari kalangan suporter. Namun tiga pelopornya, yakni Real Madrid, Barcelona, dan Juventus, menjaga ide ini tetap hidup hingga saat ini.

Mantan pemain dan CEO Bayern Munich Karl-Heinz Rummenigge tak terkejut dengan tiga klub ini, yang disebutnya punya masalah likuiditas serius. Padahal yang terpenting sekarang menurut Rummenigge adalah perbaikan penerapan Financial Fair Play (FFP).

"Bukan kebetulan bahwa itu ide dari tiga klub dengan persoalan-persoalan likuiditas yang luar biasa besar. Sekarang proposal Super League memasukkan 80 klub dan bukan 20, tapi sepakbola tak bisa menerima perubahan seradikal itu," kata Rummenigge kepada Corriere dello Sport, dikutip Football Italia.

"Yang perlu diubah secepatnya adalah Financial Fair Play, yang harus lebih ketat. Klub-klub secara konstan ditekan para suporter dan media yang menuntut belanja lebih besar, tapi sepakbola itu satu-satunya industri yang memicu kerugian."

Read more on sport.detik.com