Hendry Saputra 'Geser' Usai 7 Tahun Latih Tunggal Putra di PBSI
Secara resmi, Hendry Saputra sudah tak lagi menjadi pelatih kepala sektor tunggal putra di Pelatnas PBSI. Ia "geser" selepas tujuh tahun d posisi itu.
Kontrak Hendry telah berakhir Desember 2021 dan tak mendapat perpanjangan masa kerja dari PBSI. "Betul saya sudah tak gabung lagi sejak Januari ini. Saya sudah pamit," kata Hendry kepada detikSport, Selasa (18/1/2022).
Hendry mengetahui kabar itu sejak akhir Desember lalu. Ia menanggapi keputusan tersebut secara profesional dan tanpa masalah. Apalagi, melihat dari sisi pencapaiannya, ia merasa raihannya sudah cukup.
Selama melatih tunggal putra Indonesia, Hendry tak hanya berhasil mengantarkan atletnya masuk top ten dunia. Tapi berbagai prestasi juga berhasil ditorehkan. Sebut saja ketika Anthony Ginting meraih gelar di China Open 2018, kemudian medali perunggu Olimpiade 2020. Dia juga berhasil mengantarkan Jonatan Christie menjadi juara Asian Games 2018, dan terakhir Piala Thomas 2020.
"Ya, seperti mbak punya rumah, rumahnya dikontrak, ada orang enggak mau perpanjang, atau mbak gak mau perpanjang lagi, boleh kan? Saya profesional saja. Enggak ada masalah kok," sebutnya.
"Saya rasa cepat atau lambat pelatih harus geser atau keluar. Istilahnya tak gabung-lah, saya lihat ini waktunya cukup. Tujuh tahun saya rasa cukup. Total 32 tahun total menjadi pelatih. 25 tahun di klub, tujuh tahun di PBSI," lanjutnya.
Hendry sekaligus mengungkapkan suka dukanya selama menjadi pelatih Pelatnas PBSI. Menurutnya, berhasil mendampingi atletnya meraih prestasi adalah apresiasi yang tinggi baginya.
"Kalau senangnya pencapaian yang tadi saya bilang. Ada Asian Games, Olimpiade, Thomas Cup, ya itu pasti senangnya. Namanya kita berusaha berjuang untuk tim Indonesia, tunggal putra khususnya,"