Hasil ISG Jadi Acuan Angkat Besi Indonesia Menuju Olimpiade Paris
Angkat besi Indonesia memetik hasil manis di Islamic Solidarity Games (ISG) 2022. Mereka merebut total 12 medali emas, tujuh perak, dan 10 perunggu.
Ialah Nurul Akmal menjadi lifter putri terakhir yang menyumbangkan medali bagi Merah-Putih di ISG yang berlangsung di Konya, 9-18 Agustus. Lifter asal Aceh ini merebut tiga medali perunggu di kelas +87 kg putri usai menjadi terbaik ketiga pada angkatan total 255 kg, 113 kg untuk angkatan snatch, dan 142 kg untuk angkatan clean and jerk.
Emas didapat Aizada Muptilda dari Kazakhstan yang membukukan total angkatan 266kg (snatch 116kg dan clean and jerk 150kg) dan perak didapat kompatriotnya yakni Lyubov Kovalchuk yang meraih 261kg (snatch 114kg, dan clean and jerk 147kg). Meskipun hanya meraih medali perunggu, Amel, panggilan karib Nurul Akmal, mengaku bangga.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
"Medali ini sangat berarti terlebih rivalitas di ISG ini sangat ketat sekali karena bersaing dengan lifter-lifter Eropa, seperti Kazakhstan dan atlet tuan rumah. Saya sangat senang bisa meraih medali di sini," kata Akmal, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (16/8/2022).
"Semoga setelah dari ISG, saya bisa tampil lebih baik lagi ke depannya. Apalagi Oktober akan ada Kejuaraan Asia dan Desember akan ada Kejuaraan Dunia yang akan menjadi kualifikasi pertama menuju Paris 2024. Insya Allah saya akan berusaha terus ke depannya," ujarnya.
Kepala pelatih Angkat Besi Tim Indonesia Dirdja Wihardja bangga dengan hasil yang diraih lifter-lifternya di Konya. Apalagi PABSI menurunkan banyak wajah baru sebagai bagian uji coba mereka.
Hasil ISG Konya ini, lanjut Dirdja, akan menjadi acuan tim pelatih untuk menentukan strategi menuju Olimpiade Paris 2024.
"Saya pribadi sebagai pelatih puas


