Chelsea Pecat Tuchel, Sudah Tepat atau Terlalu Buru-buru?

Performa kurang impresif Chelsea membuat Thomas Tuchel kena pecat. Menurut detikers, apa keputusan the Blues sudah tepat?

Tuchel dipecat Chelsea dalam hitungan belasan jam setelah timnya menelan kekalahan atas Dinamo Zagreb di matchday pertama Liga Champion. Itu merupakan kekalahan ketiga Chelsea dari lima laga terakhir di seluruh kompetisi.

Juru taktik 49 tahun itu kini pergi meninggalkan Chelsea di posisi keenam klasemen Liga Inggris lewat hasil tiga kemenangan, sekali seri, dan dua kali kalah di awal musim ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Kepergiannya terjadi hanya beberapa hari usai bursa transfer ditutup, yang antara lain membuat Tuchel reuni dengan Pierre Emerick-Aubameyang yang dulu ia tangani di Dortmund.

Aubameyang sendiri adalah salah satu rekrutan dari belanja besar Chelsea pada musim panas. Bahkan, merujuk data Transfermarkt, London Biru adalah klub raksasa Eropa paling boros belanja di musim panas dengan menghabiskan 253,8 juta paun, atau sekitar Rp 4,35 triliun, untuk mendatangkan pemain-pemain baru pada bursa transfer itu.

Belanja besar, yang acapkali diiringi dengan ekspektasi tinggi, itu pula yang boleh jadi mendorong manajemen baru Chelsea pada akhirnya merasa Tuchel harus diberhentikan atas nama perbaikan.

Chelsea pun memecat Thomas Tuchel tepat setelah ia melewati laga ke-100 dalam melatih si Biru, yang menghadirkan hasil 60 kali menang, 24 kali seri, dan 16 kali kalah -- persentase kemenangan 60 persen. Tuchel out setelah mengantar Chelsea juara Liga Champions 2020/2021, Piala Super Eropa 2021, dan Piala Dunia Antarklub 2021.

Pemecatan seorang manajer atau pelatih bola lazimnya memunculkan perdebatan. Khusus Tuchel, ada sejumlah pihak yang merasa Chelsea kelewat buru-buru.

"Tuchel suda